header kangmasgurucom

MANFAAT SMARTPHONE UNTUK ANAK TUNADAKSA

2 komentar


Al insaanu hayawaanun naathiqun, manusia adalah hewan yang dapat berfikir. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna yang memiliki bentuk tubuh paling sempurna di antara makhluk lainnya. Meskipun demikian, di dunia ini ada banyak manusia yang memiliki keterbatasan dalam hal fisik maupun mental. Salah satu yang banyak dijumpai di sekitar kita adalah tunadaksa yaitu seseorang yang memiliki kekurangan secara fisik.  
Tunadaksa merupakan suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot, dan sendi dalam fungsinya yang normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, atau dapat juga disebabkan oleh pembawaan sejak lahir (White House Conference, 1931). Tunadaksa sering juga diartikan sebagai suatu kondisi yang menghambat kegiatan individu sebagai akibat kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot, sehingga mengurangi kapasitas normal individu untuk mengikuti pendidikan dan untuk berdiri sendiri.

Tunadaksa dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu, kebutuhan untuk memperoleh pelayanan medis guna mengurangi permasalahan yang dialami anak di bidang medis. Kebutuhan untuk memperoleh pelayanan rehabilitasi dan habilitasi guna mengurangi gangguan fungsi sebagai dampak dari adanya kecacatan tunadaksa dan kebutuhan untuk memperoleh pendidikan khusus.

Dari berbagai pengertian di atas dapat kami simpulkan bahwa anak tunadaksa adalah seseorang yang mengalami kerusakan atau kelainan pada tulang, otot, dan sendi dalam fungsinya secara normal sehingga mengakibatkan gangguan pada komunikasi, bersosialisasi, dan berkembang bagi dirinya. Misalnya, cacat pada tangan, anak ini akan kesulitan memegang bolpoin sehingga ia mengalami kesulitan saat menulis, mengetik sms pada smartphone, atau memegang benda lain seperti sapu, penghapus, atau bahkan saat mengancing baju.


Meskipun demikian, anak tunadaksa pun tetap mengikuti perkembangan jaman. Saat saya melakukan penelitian di SLB Negeri Ungaran, saya mendapati semua anak tunadaksa mempunyai handphone, kebanyakan dari mereka malah sudah menggunakan telepon pintar atau smartphone.


Anak Tunadaksa di SLB Negeri Ungaran kebanyakan cacat pada tangan dan kaki. Salah satunya bernama Susilo, dia penyandang cacat fisik pada tangan. Sering kali dia terserang tremor, akibatnya tangan menjadi gemeteran dan tidak stabil. Meski demikian, Susilo tidak lantas enggan berkembang sesuai jaman, dia pun melek teknologi, ini dibuktikan dari HP yang dia punya, berupa smartphone layar sentuh dengan layar lebar.

Teknologi diciptakan untuk mempermudah kegiatan dan aktivitas sehari-hari. Semua orang berhak merasakan dan menikmati teknologi gadget ini, termasuk anak tunadaksa. Boleh jadi anak tunadaksa agak kesulitan saat tremor datang, tetapi justru dengan adanya gadget hendaknya bisa menjadi media belajar yang sangat menyenangkan untuk mereka.

Menurut psikolog Anna Surti Ariani, tablet dan smartphone juga memiliki banyak efek positif bagi anak. Misalnya internet, email, pesan teks, kamera dan semua hal yang bisa mempermudah komunikasi antara anak terhadap orang di sekitarnya.

Aplikasi dan game yang ada di dalam gadget juga bisa menjadi alternatif atau sarana hiburan dan sarana belajar. Seperti adanya ebook atau buku digital yang dapat diunduh baik secara gratis maupun berbayar. Atau banyak juga konten-konten positif aplikasi dan game yang tersedia di Google Play, seperti aplikasi buku pelajaran, aplikasi Al Quran, atau aplikasi pembelajaran yang lain.

Memanfaatkan smartphone sesuai dengan manfaatnya dan disesuaikan pula dengan keadaan kita sebagai pengguna. Untuk jenisnya menurut saya bebas saja, karena sekarang ini sudah banyak sekali merk smartphone yang ditawarkan di pasaran. Tak harus membeli smartphone merk samsung karena harga samsung s8 masih terbilang mahal untuk dipakai anak sekolah. Menggunakan telepon pintar merk lain juga bisa asalkan sama-sama bermanfaat.

Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) apapun jenis ketunaannya baik tunanetra (A), tunarungu (B), tunagrahita (C & C1), tunadaksa (D), tunalaras (E), saat ini harus diberi kesempatan untuk mengenal dan belajar banyak tentang dunia luas melalui aplikasi digital, khususnya melalui smartphone. Sebagai orang tua maupun guru yang terpenting adalah memberikan arahan, bimbingan serta pendampingan agar mereka menggunakan HP sesuai dengan kebutuhan dan memanfaatkannya dengan baik.
Fauzul Andim
Saya adalah Fauzul Andim asal Blora Mustika - Jawa Tengah, Bekerja sebagai pendidik di SLBN Ungaran.

Related Posts

2 komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Wah, senang rasanya baca tentang anak penyandang tunadaksa di SLB Ungaran. Walaupun memiliki keterbatasan, tapi tetap semangat belajar memanfaatkan teknologi... Semangat terus ya adik2 di sana! :)

    BalasHapus

Posting Komentar